LightBlog

Bermacam ragam gejala di dalam ilmu lingkungan mudah dipahami dengan meresapkan berbagai asas yang terbatas saja jumlahnya. Yang d...

Metodologi (Bagian 1)



Bermacam ragam gejala di dalam ilmu lingkungan mudah dipahami dengan meresapkan berbagai asas yang terbatas saja jumlahnya.

Yang dimaksud dengan asas di sini ialah penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena), dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat lahir dengan cara penggunaan metodologi yang telah diuji secara matang, dan diakui kebenarannya oleh para ilmiawan secara kokoh dan meluas. Tetapi dapat juga asas itu hanya merupakan penyamarataan kesimpulan secara empiris saja, yang hanya benar untuk situasi keadaan yang lebih terbatas sifatnya, dan diakui kebenarannya hanya oleh segolongan kaum ilmiawan saja. Oleh karena itu, tidak jarang asas itu masih merupakan bahan pertentangan. Sebaliknya, asas yang sudah jenuh oleh ujian dan dapat terus dipertahankan kebenarannya, lama kelamaan dapat diubah statusnya menjadi hukum. Asas yang mentah dan masih merupakan dugaan ilmiah seorang peneliti, biasa disebut juga hipotesis. Hipotesis masih harus diuji lagi, untuk memperoleh kesimpulan adanya kebenaran yang dapat diterapkan secara umum, lalu menjadi asas.

Beberapa asas yang dikemukakan di sini mungkin dapat terus bertahan, bahkan dikokohkan menjadi hukum. Sebaliknya, beberapa asas lain mungkin tak berlaku lagi di masa yang akan datang dan tersimpan hanya sebagai kesan sejarah perkembangan ilmu. Hal serupa ini tak perlu terlampau dirisaukan, sebab ilmu pengetahuan berkembang secara dinamis dan merupakan suatu ekspresi perkembangan budaya dan jalan pikiran manusia dalam perjalanan evolusinya.

Yang jelas, masih banyak sekali penemuan ilmiah yang belum tergali di muka bumi ini. Pengetahuan manusia betapapun di rasa sudah jauh berkembang, tetapi masih banyak asas ilmiah yang belum diketahui. Untuk menggalinya masih tetap merupakan tantangan yang memerlukan inisiatif, daya cipta, daya khayal, dan keingintahuan manusia.

Lanjut ke Bagian 2

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015


0 comments:

Lanjutan  Bagian 3                                         Tingkat organisasi yang lebih tinggi lagi dari komunitas, ialah ekosistem. Di...

Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan (Bagian 4)

Lanjutan Bagian 3

                                       

Tingkat organisasi yang lebih tinggi lagi dari komunitas, ialah ekosistem. Di sini tidak hanya mencakup serangkaian spesies tumbuhan dan hewan saja, tetapi juga segala macam bentuk materi yang melakukan siklus dalam sistem itu, dan energi yang menajdi sumber kekuatan bagi ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi sumber kekuatan bagi ekosistem. Sinar matahari merupakan sumber energi dalam sebuah ekosistem, yang oleh tumbuhan dapat diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesa. Pembentukan jaringan hidup selanjutnya tentu saja bergantung pula pada kemampuan tumbuhan menyerap berbagai bahan mineral dari dalam tanah, yang seterusnya dilah dalam proses metabolisma.

Beberapa bagian jaringan hidup yang dibentuk, seperti daun, buah, biji, dan umbi, dapat dimakan oleh herbivora. Dan, kemudian hewan itu menjadi mangsa karnivora, maupun tumbuhan akan mati, jatuh ke tanah sebagai sampah, dan menjadi bahan makanan bagi anekaragam mikroba tanah.

Sampah tumbuhan dan hewan ini diubah oleh mikroba tanah melalui proses pembusukan menjadi humus, serta diuraikan menjadi bahan mineral melalui proses mineralisasi. Jadi, di dalam tanah itu dapat dijumpai dua jenis golongan mikroba, yaitu mikroba pembusuk dan mikroba pengurai.

Pada rantai makanan, organisme dalam ekosistem dikumpulkan menjadi bebrapa kelompok, yang masing-masing mempunyai jarak transfer makanan tertentu dari sumber energi yang masuk ekosistem. Tumbuhan yang dapat membentuk bahan organik dari mineral dan energi amtahari dengan proses fotosintesa, meruapakan komponen produsen dalam ekosistem. Organisme yang menggunakan bahan organik yang telah dibentuk oleh produsen, merupakan komponen kosumen dalam ekosistem.

Lanjut ke Bagian 5

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

0 comments:

Lanjutan  Bagian 2                                          Ada empat macam pengertian yang penting untuk diketahui, sehubungan dengan pe...

Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan (Bagian 3)

Lanjutan Bagian 2
                                        

Ada empat macam pengertian yang penting untuk diketahui, sehubungan dengan pemungutan hasil berbagai bentuk populasi oleh manusia.

Biomasa, ialah berat total populasi. Jadi, sama dengan jumlah individu dalam populasi x berat rata-rata individu tersebut;

Hasil bawaan (standing crop), ialah jumlah individu atau biomasa suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Produktivitas, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Hasil panen, ialah jumlah jaringan hidup yang dihasilkan oleh suatu populasi dalam suatu jangka waktu tertentu;

Hasil panen, ialah jumlah hasil yang dipungut pada suatu waktu panen bagi kepentingan manusia.

Sering terjadi, spesies tumbuhan dan hewan dijumpai berulangkali dalam berbagai komunitas dan menjalankan fungsi yang agak berbeda. Kombinasi antara habitat, tempat suatu spesies hidup, dengan fungsi spesies dalam habitat itu, memberikan penfertian nicia (niche). Konsep nicia ini penting bagi seorang ahli ilmu lingkungan; selain digunakan meramal macam tumbuhan dan hewan yang dapat ditemukan dalam suatu komunitas, juga dipakai menaksir kepadatan serta fungsinya pda suatu musim.

Kepadatan individu dalam suatu populasi, langsung dapat dikaitkan dengan pengertian keanekaragaman. Istilah ini dapat diterapkan kepada berbagai bentuk, sifat, dan ciri suatu komunitas. Misalnya, keanekaragaman di dalam spesies, keaneka ragaman dama pola penyebaran, misalnya:

mengalokasikan individu populasinya ke dalam spesiesnya;
menempatkan spesies tersebut ke dalam habitat atau nicianya;
menentukan kepadatan relatifnya dalam habitat tersebut;
menempatkan tiap individu ke dalam tiap habitatnya, dan menentukan fungsinya.

Dengan memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas dapat diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Biasanya makin beranekaragam suatu komunitas, makin tinggi organisasi di dalam komunitas tersebut. Hal itu menunjukan tingkat kedewasaannya, sehingga keadaannya menjadi lebih mantap.'

Komunitas, seperti halnya tingkat organisasi jasad hidup lain, mengalami serta menjalani siklus hidup juga; artinya, komunitas itu lahir, meningkat dewasa, dan kemudian bertambah tua. Bedanya, ialah, bahwa komunitas secara alami tidak pernah mati. Apabila sebuah komunitas lahir diatas bongkahan batu lava sebuah gunung berapi yang belum lama meletus, permulaan sekali komunitas itu hanya berupa tumbuhan 'pelopor', seperti ganggang, lumut, lumut kerak, dan paku-pakuan. Tumbuhan peolpor ini akan mengubah keadaan lingkungan sedemikian rupa, sehingga tumbuhan dan hewan lain kemudian dapat pindah dan hidup di situ. Lama kelamaan komunitas itu akan dikuasai oleh spesies yang dapat hidup unggul, stabil, dan mandiri didalamnya. Proses semacam ini seluruhnya disebut suksesi, sdangkan komunitas yang sudah mencapai kemantapan disebut komunitas yang sudah mencapai puncak atau klimaks.

Lanjut ke Bagian 4

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

0 comments:

Lanjutan dari  Bagian 1 Persaingan dapat pula berakibat perubahan yang berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi). Misalkan dalam...

Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan (Bagian 2)


Lanjutan dari Bagian 1

Persaingan dapat pula berakibat perubahan yang berangsur-angsur pada populasi (efek evolusi). Misalkan dalam sebuah populasi terdapat individu yang berukuran tubuh besar bersaing dengan individu hewan kecil.
Katakanlah hewan yang kecil itu terkalahkan dalam persaingan memperoleh makanan. Maka, hewan yang bertubuh kecil itu tidak hanya terancam bahaya kelaparan saja, tetapi umur dan daya pembiakannya juga akan turun dalam populasi secara keseluruhan. Lama kelamaan (evolusi) populasi itu akan banyak melahirkan individu bertubuh besar, dan yang kecil akan tersisihkan. Akhirnya populasi akan dikuasai oleh populasi hewan bertubuh besar. Bahkan yang kecil akan hilang, akrena tak berkembang.

Satu hal yang penting disini ialah, dalam setiap persaingan antar-individu, kemampuan anggota populasi bersaing pada akhirnya tetap dipertahankan, karena yang menanglah yang meneruskan kelangsungan generasi. Dikenal ada dua faktor lingkungan yang dapat menurunkan daya biak populasi, yaitu :
1 Faktor yang bergantung kepada kepadatan populasi itu sendiri
(density-dependent factor); misalnya, kekurangan bahan makanan, kekurangan ruang untuk hidup karena populasi terlampau padat.
2 Faktor yang tak bergantung kepada kepadatan populasi
(density-independent factor); umpamanya, terdapat penurunan suhu lingkungan secara drastis dan mendadak; atau, angin ribut yang melanda suatu daerah pada suatu musim, sehingga dapat membunuh banyak individu dalam sebuah populasi. Faktor lingkungan semacam itu dapat muncul, bilamana saja.

Ciri penting dalam sebuah populasi, ialah struktur-umur anggotanya. Pada gambar 1, misalny, digambarkan dua struktur-umur populasi manusia. Pada populasi A nampak angka kelahiran (usia-muda) lebih tinggi daripada angka kematian (usia-tua), populasi bertambah dengan cepat; yang menghasilkan daya-tumbuh populasi sebesar 2% per tahun. Struktur umur yang demikian khas bagi populasi di negara yang sedang berkembang.

Dalam populasi A itu 52,4% anggota populasi berumur kurang dari 20 tahun. Sebaliknya, pada populasi B tak nampak perbedaan yang nyata mengenai jumlah penduduk pada berbagai umur, jumlah penduduk naik perlahan-lahan.

Jumlah penduduk di bawah umur 20 tahun hanya 31,0% saja. 

Struktur-umur dalam populasi penting, karena dapat memberikan gambaran serta sifat individu populasi itu, sesuai dengan karakter tiap batas-kisar umurnya. Misalnya, hal yang berhubungan dengan derajat angka kelahiran, derajat angka kematian, kecenderungan untuk beremigrasi atau berimigrasi, keperluan bahan makanan, dan potensi kerja serta nilai sosio-ekonominya.

Oleh karena itu struktur umur sangat penting untuk diamati dan diperhatikan dalam perkembangan suatu populasi.

Lanjut ke Bagian 3

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

0 comments:

Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi, jasad hidup pada dasar...

Ekologi sebagai dasar ilmu lingkungan (Bagian 1)


Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Dalam ilmu lingkungan, seperti halnya dalam ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi.

Populasi, dapat dikatakan sebagai kumpulan individu suatu spesies organisme hidup yang sama. Timbul pertanyaan, berapa banyakkah individu yang dapat terkumpul menjadi sebuah populasi? Dan berapa luaskah daerah yang dapat dihuni oleh sebuah populasi?

Komodo, Varanus komodoensis, umpamanya, adalah sejenis hewan reptilia yang hanya ditemukan dalam sebuah pulau di Nusa Tenggara Timur. Jadi, jelas kumpulan komodo ini yang hanya terdiri atas satu spesies dan hidup di sebuah pulau, adalah sebuah populasi.

Lain halnya dengan biawak, varanus salvator, sejenis reptilia lain, yang dijumpai secara tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Sejauh manakah biawak ini akan dianggap sebagai populasi?

Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah-pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi penghalang antar-individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cmara di Eropa, bahkan manusia di dunia.

Cara menentukan batasan populasi yang lebih baik didasarkan kepada pengaruh satu individu terhadap individu yang lain dalam suatu populasi. Jadi, populasi dipandang sebagai suatu sistem yang dinamis daripada segala individu yang selalu melakukan hubungan. Maka, populasi adalah kumpulan individu sebuah spesies, yang mempunyai potensi untuk berbiak-silang antara satu individu dengan individu yang lain. Tentu saja antara individu betina dengan individu jantan.

jadi, meskipun banteng di Ujung Kulon dan banteng di Pananjung, Pangnadaran, sama spesiesnya, Bos sondaicus, tetapi karena potensinya untuk berbiak-silang dihalangi oleh jarak yang jauh, dua kumpulan banteng itu merupakan dua populasi. Tentu saja individu dalam sebuah populasi itu tidak nhanya berinteraksi melalui biak-silang saja, tetapi juga berhubungan secara dinamis dalam hal-hal lain.

kalau jumlah individu populasi per unit luas bertambah dalam perjalanan waktu, kita katakan kepadatan* populasi itu naik. Kalau kepadatan populasi itu sedemikian rupa naiknya, sehingga kebutuhan populasi itu akan bahan makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan hidup lain-lain menjadi diluar kemampuan alam lingkungan untuk menyediakan atau menyokong secukupnya, timbulah persaingan (kompetisi). Persaingan ini menimbulkan dua akibat:

1. dalam jangka waktu yang singkat, menimbulkan akibat (efek) ekologi;
2 dalam jangka waktu yang panjang, menimbulkan akibat evolusi.

Persaingan membangkitkan daya-juang untuk mempertahankan kelangsungan hidup, yang dapat dimenangkan oleh yang 'kuat' atas anggota populasi yang 'lemah'. Dalam waktu yang singkat akibat ekologi itu berupa (1) kelahiran, kelangsungan hidup, da pertumbuhan populasi yang boleh jadi tertekan, dan (2) pemindahan (emigrasi) populasi yang mungkin meningkat.

Persaingan dalam populasi dapat berupa persaingan langsung antar-individu. Misalnya, daya pembiakan menurun atau tertekan oleh kepadatan individu jantan yang begitu besar, sehingga si jantan lebih banyak membuang waktu memperebutkan betina daripada melakukan proses pembiakannya sendiri.

Persaingan tak langsung, misalnya, jika seekor hewan kelaparan karena makanannya dihabiskan oleh hewan lain. Dalam hal ini, hewan yang kelaparan itu tak pernah bersentuhan dengan hewan yang mendahului menghabiskan persediaan makanan.

Lanjut ke Bagian 2

Sumber : Ilmu Lingkungan, R. E. Soeriaatmadja

Ingin mengikuti Training ISO 14001 dan training lainnya? silahkan kunjungi www.multikompetensi.com
Halaman Training ISO 14001:2015 : Training ISO 14001
Halaman Training ISO 9001:2015 : Training ISO 9001:2015

0 comments:

Biaya Publik Training Rp. 2.000.000 per peserta Jadwal dan tempat  Publik Training 25 – 26  Januari 2018, Jakarta  Amaris Hotel La Co...

Training Integrasi OHSAS 18001:2007 Dan PP No 50 2012

Biaya Publik Training

Rp. 2.000.000 per peserta

Jadwal dan tempat  Publik Training

  1. 25 – 26  Januari 2018, Jakarta  Amaris Hotel La Codefin Kemang / Amaris Hotel Mampang
  2. 28 – 29 Maret 2018, Bandung Gino Feruci Kebon Jati Bandung
  3. 24 – 25 Mei 2018, Jakarta  Amaris Hotel La Codefin Kemang / Amaris Hotel Mampang

Biaya Inhouse Training

Rp. 15.000.000, untuk Dua hari
Untuk 25 orang peserta
Tempat di tempat klien/Perusahaan (atau di atur oleh Klien)

Pentingnya Training OHSAS 18001

Training Integrasi OHSAS 18001 dengan SMK3 PP 50 2012 Sistem Manajemen Keselamatan dan Keseharan Kerja (SMK3) 3 sangat dibutuhkan untuk kelancaran bisnis. Selain itu  untuk persiapan sertifikasi OHSAS 18001 oleh Lembaga Sertifikasi OHSAS 18001. Persiapan Sertifikasi OHSAS 18001 dan SMK3 PP 50 2012, harus memlaui Training OHSAS 18001 dan Konsultan ISO dan Konsultan OHSAS 18001

Tujuan  Training OHSAS 18001 :

Peserta memahami   dan mampu menerapkan persyaratan OHSAS 18001:20017 dan PP No 50 2012 tentang SMK3

Keuntungan Sertifikasi OHSAS 18001

Internal

Perbaikan Perusahaan/Organisasi antara lain:
  • Mengurangi tingkat resiko kecelakaan kerja
  • Produksi kerja meningkat

Eksternal

  • Diutamakan untuk pelanggan
  • Menambah kepercayaan kepada pelanggan

Materi Training OHSAS 18001

Materi training yang akan di bahas adalah :
NoJudul MateriOutline materi
1Dasar – Dasar K3
  1. Kebutuhan Dan Masalah K3
  2. Pengertian K3 dan SMK3
  3. Lingkup K3 dan SMK3,
  4. Pengertian K3 dan SMK3
2 Persyaratan persyaratan SMK3  OHSAS 18001 2007Penjelasan pemahaman  setiap pasal/klusal mencakup
1. Lingkup
2. Rujukan publikasi
3. Istilah dan definisi
4. Persyaratan Persyaratan
4.1 Umum
4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan
4.3.1 identifikasi bahaya, penilaian Risiko  dan Penetapan pengendalian
4.3.2  Persyaratan Hukum Dan & Persyaratan  lainnya
4.3.3  Sasaran  & Program
4.4   Penerapan dan operasional
4.4.1   Sumberdaya, peran,tangungjawab,   akuntabilitas & wewenang
4.4.2   Kompetensi, Pelatihan & kepedulian
4.4.3   Komunikasi, Partisipasi & Konsultasi
4.4.4   Dokumentasi
4.4.5   Pengendalian dokumen
4.4.6   Pengendalian operasi
4.4.7   Kesiapsiagaan &  Tanggap Darurat
4.5   Pemeriksaan .
4.5.1 Pungukuran kinerja dan pemantauan
4.5.2  Evaluasi Kepatuhan
4.5.3 Penyelidikan Kejadian Ketidaksesuaian dan Tindakan perbaikan & Tindakan Pencegahan
4.5.4  Pengendalian rekaman
4.5.5  Audit Internal
4.6 Tinjauan Manajemen
Simulasi  Identifikasi bahaya dan penilaian Risiko
3Persyaratan persyaratan SMK3 PP NO 50 2012Penjelasan pemahaman  setiap pasal/kalusal mencakup :
BAB I      KETENTUAN UMUM
BAB II     SISTEM MANAJEMEN K3
BAB III    PENILAIAN PENERAPAN
BAB IV    PENGAWASAN
BAB V     KETENTUAN PERALIHAN
BAB VI     KETENTUAN PENUTUP
Lampiran 1 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN SMK3
  1. Penetapan kebijakan K3;
  2. Perencanaan K3; :
  3. Pelaksanaan rencana K3;
  4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
  5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.
Lampiran 2 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN PENERAPAN SMK3
  1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
  2. Strategi pendokumentasian
  3. Peninjauan ulang desain dan kontrak
  4. Pengendalian dokumen
  5.  Pembelian
  6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
  7.  Standar pemantauan
  8. Pelaporan dan perbaikan
  9. Pengelolaan material dan perpindahannya
  10. Pengumpulan dan penggunaan jasa
  11.  Audit SMK3
  12. Pengembangan Ketrampilan Dan Kemampuan
4Integrasi OHSAS 18001 dengan PP NO 50 20121.     Skema Integrasi
2.     Integrasi klausal yang sama
3.     Integrasi pendekatan PDCA
4.     Integrasi dokumentasi
5Sistem Dokumentasi OHSAS 18001 dengan PP NO 50 2012
  • Pengertian dokumentasi
  • Pendekatan hirarki dokumentasi (Pedoman, SOP/Prosedur, Instruksi Kerja, Formulir, Standar Internal)
  • Persyaratan sistem dokumentasi
  • Format Dan bentuk sistem dokumentasi
  • Tahapan Dan metoda penyusunan dan penerapan  sistem dokumentasi
  • Contoh contoh sistem dokumentasi
  • Simulasi Penyusunan Sistem Dokumentasi OHSAS 18001 dan PP No 50 2012
6Tahapan dan Metoda Perancangan dan Penerapan OHSAS 18001 dan SMK3 PP NO 50 2012
  • Tahapan Perancangan
  • Metoda Perancangan
  • Tahapan Penerapan
  • Metoda Penerapan
  • Hambatan  Hambatan Perancangan dan Penerapan OHSAS 18001 dan SMK3 PP 50 2012

Metode Training OHSAS 18001

Training Integrasi OHSAS 18001 dan PP No 50 2012 dilaksanakan dengan metode: Penyampaian mater, DiskusI, Contoh Penerapan dan Workshop/simulasi

Hasil Akhir

Melalui Training  Integrasi OHSAS 18001 dan PP No 50 2012 ini diharapkan:
  1. Peserta  memahami SMK3 OHSAS 18001 dan SMK3 PP NO 50 2012
  2. Peserta memahami metoda dan tahapan Penerapan OHSAS 18001 dan PP NO 50 2012

Durasi Training

Pelatihan dilakukan selama 2 (dua) hari dengan jadwal pelatihan sebagai berikut :
 WaktuAgenda Pelatihan
Hari Pertama
08.15 – 08.30Pendaftaran
08.30 – 09.00Dasar dasar K3 dan SMK3
09.00 – 10.00Persyaratan OHSAS 18001 2017
10.00 – 10.15Istirahat
10.15. – 11.00Persyaratan OHSAS 18001 2017
11.00 – 12.00Persyaratan OHSAS 18001 2017
12.00 – 13.00Istirahat
13.00 – 14.00Simulasi Identifikasi bahaya dan Penilaian Risiko
14.00 – 15.00Persyaratan OHSAS 18001 2017
15.00 – 15.15Istirahat
15.00 – 16.30Persyaratan PP 50 2012 SMK3
Hari kedua
08.30 – 09.00Persyaratan PP 50 2012 SMK3
09.00 – 10.00Persyaratan PP 50 2012 SMK3
10.00 – 10.15Istirahat
10.15. – 11.00Integrasi OHSAS 18001 dengan PP NO 50 2012
11.00 – 12.00Integrasi OHSAS 18001 dengan PP NO 50 2012
12.00 – 13.00Istirahat
13.00 – 14.00Sistem Dokumentasi OHSAS 18001 dan PP No 50 2012
14.00 – 15.00Simulasi Penyusunan Sistem Dokumentasi OHSAS 18001 dan PP No 50 2012
15.00 – 15.15Istirahat
15.15 – 16.00Tahapan dan Metoda Perancangan dan Penerapan OHSAS 18001 dan PP No 50 2012
16.00 – 16.30Penutupan , Test Akhir/Post Test

Trainer Integrasi OHSAS 18001

Thomas Hidayat Kurniawan, Ir, MM. Seorang  Trainer dan konsultan yang Berpengalaman dalam Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3), sejak tahun 2002. Memiliki sertifikat Auditor SMK3 PP 5012, bersertifikast ToT SMK3 Kemenaner , bersertifikast Ahli K3 Umum,,bersertifikat  Konsultan SMK3, Bersertifikat Lead Auditor ISO 9001 2015 dlL.
Pengalaman sebagai trainer dan konsultan telah   menangani berbagai perusahaan dan lembaga, baik swasta Nasional, Multinasional dan pemerintah, sebanyak lebih dari 90   perusahaan/Lembaga.  Perusahaan yang sudah ditangani sebagai trainer sebanyak lebih dari 70 perusahaan. Sebagai Konsultan sudah menangani  70 perusahaan. Untuk proses audit pernah melakukan audit pada 60 perusahaan.
Selain itu memilki  jaringan dengan beberapa Lembaga Sertifikasi karena pernah melakukan proses audit   atas nama Lembaga Sertifikasi  BMTRADA,  Mutu Agung Lestari, TUV Rheinland International, Smartwood Rain Forest Alliance, BSI Management System (Verificator SOP RSPO).  Sebaga Auditor pernah bergabung di PT TUV Rheinland International,dan  PT Mutu Agung Lestari (BM Trada).
Memiliki pengalaman bekerja dengan konsultan International South Pole Carbon Asset Management AG Swizerland , dalam proyek Crabon Trade REDD di Papua Nuigini dan Proyek AF RF di Philipina.Pendidikan formal S1 Dan S2 dari Institut Pertanian Bogor. Perusahaan yang pernah dtangani diantaranya : PT TPR Indonesia (inhosue Trainig). STIKES Binawan Jakarta,Pusat Jalan dan Jembatan Kementrian PUPR Bandung Pelabuhan Tanjung Priuk Kantor Otoritas Pelabuhan Utaam Tanjung Priok Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Perhubungan, PT Walsin Lippo Industries, PT Pangkatan Indonesia , K3 Perkebunan sawit, PT. Sembada Senah Maju (SNE),  K3 Perkebunan sawit, PT.
Bilah Plantindo (BIE), K3 Perkebunan sawit, ,PT Utama Damai Indah Timber, Health & Safety Forestry Training & HIRA, PT Jasa Marga ,Training Ahli K3 Umum , materi Manajemen Risiko, Statistik Kecelakaan dan Analisa/Investigasi Kecelakaan, PT Cakra Jawara (Trakindo Group), Pembentukan dan Pemberdayaan P2K3, Ahli K3 Kimia Publik Training, materi dasar dasar Bahan Kimia Berbahaya dan Penanganan Bahan Kimia Berbahaya, Ahli K3 Umum, Publik Training materi Manajemen Risiko & Analisa Statistik Kecelakaan Kerja, SMK3 PP 50 2012 dan Auditt SMK3, ,Ahli K3 Umum Publik Training, materi Manajemen Risiko & Analisa Statistik Kecelakaan Kerja, PT Cemindo Gemilang (Semen Merah Putih), , OHSAS 18001 Audit Internal (Integrasi ISO 9001, ISO 14001 & OHSAS 18001), PT Kalbe Morinaga ( Pabrik Susu), OHSAS 18001 Audit Internal (Integrasi ISO 9001, ISO 22000/FSCC & OHSAS 18001), PT Kwarsa Hexagon (Konsultan Design & engineering) OHSAS 18001, Audit Internal, PT Jasa Marga , Pelatihan AK3 Konstruksi Ahli Muda,  dll

kunjungi website resmi Multi Kompetensi : multikompetensi.com
info training : Training OHSAS 18001 : 2007

0 comments: